Teori ini
dikemukakan oleh Robert K. Merton, yaitu perilaku penyimpangan merupakan bentuk
adaptasi terhadap situasi tertentu. Perilaku
menyimpang dapat terjadi karena tidak ada kaitan antara tujuan dengan cara yang
telah ditetapkan dan dibenarkan dalam struktur sosial.
|
Dalam hal ini
Merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi terhadap situasi, yaitu
konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan pemberontakan (keempat
yang terakhir merupakan perilaku menyimpang).
KOMFORMITAS
(COFORMITY)
Merupakan
cara adaptasi dimana pelaku mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat untuk mencapai
tujuan tersebut atau cara konvensional dan melembaga.
CONTOH
:
Gaelan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya bagus.
Gelar DR dapat dicapai dengan cara kuliah
INOVASI
(INOVATION)
Terjadi
apabila seseorang menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya yang
diidamkan masyarakat, tetapi menolak norma dan kaidah yang berlaku atau Perilaku
mengikuti cara yang ditetapkan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang.
CONTOH :
Untuk memperoleh Surat Izin Mengemudi (SIM), Arif tidak mengikuti
ujian, melainkan melalui calo.
Siswa ingin mendapatkan nilai bagus dalam ujian dia melakukan
tindakan mencontek atau mencari bocoran jawaban.
RITUALISME
(RITUALISM)
Terjadi
apabila seseorang menerima cara-cara yang diperkenankan secara kultural, namun
menolak tujuan-tujuan kebudayaan atau Perilaku
yng telah meninggalkan tujuan budaya tetapi tetap berpegang pada cara yang
telah ditetapkan masyarakat.
CONTOH
:
Walaupun tidak mempunyai keahlian atau keterampilan
di bidang komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan ijazah itu agar diterima
kerja di perusahaan asing.
goodone
BalasHapusBagus :)
BalasHapusBagus :)
BalasHapus